Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Provinsi Sumatera Barat, akan melakukan perbaikan tali bandar induk sepanjang 200 meter di Nagari Garagahan, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Pekerjaannya yang direncanakan April 2017.
Terkait perbaikan
bandar tersebut, air yang mengalir ke nagari tertua di Kecamatan Lubuk Basung
itu akan dialihkan, sehingga terjadi pengeringan sementara, selama empat bulan
ke depan.
Wali
Nagari Garagahan Firmandaus, S.Ag, Senin (17/4) di Lubuk Basung mengatakan, pengeringan
bandar memang sudah dipastikan. Menurut informasi, perbaikan bandar akan tender
April 2017, tapi pihaknya belum menerima pemberitahuan tertulis dari pihak PSDA
Sumbar.
“Mengenai
hal tersebut, kita belum bisa menyosialisasikannya kepada masyarakat, sebab
dasar kita untuk menyosialisasikannya belum ada,” ujarnya.
Pemerintah
nagari mendukung program Pemerintah Provinsi Sumbar, untuk perbaikan bandar induk
yang mengaliri air ke persawahan dan permukiman masyarakat. Namun perlu dipertimbangkan juga kebutuhan selama Ramadhan. Pengeringan yang dilakukan mendekati bulan Ramadhan, akan menylitkan warga.
Firmandaus
mengharapkan, pengeringan air tersebut dilakukan sesudah Bulan Ramadhan. Sebab,
masjid di Nagari Garagahan, mayoritas airnya bersumber dari bandar. Jika bandar
kering, ibadah masyarakat akan terganggu.
Di sisi lain,
yang memiriskan, jika bandar kering, sumur masyarakat juga ikut kering. Karena tidak ada lagi resapan air ke sumur. Begitu juga dengan lahan pertanian
masyarakat, yang saat ini masih dalam pengolahnan.
“Mudah-mudahan
PSDA Sumbar punya kebijakan lain untuk pengunduran pengeringan air, supaya kita
punya waktu panjang untuk menyosialisasikan hal ini kepada masyarakat,” ujarnya
berharap.
Salah seorang petani di Nagari Garagahan Darnis (68), Senin (17/4) mengatakan,
ia mnedukung dengan program tersebut. Akan tetapi alangkah baiknya pengeringan
bandar irigasi dilakukan sesudah Bulan Ramadhan. Sebab, di bulan yang suci tersebut, masyarakat membutuhkan air yang banyak, dan saat ini sawah petani masih dalam
pengolahan tanah.
Informasi
terkait pengeringan bandar sudah lama beredar di tengah masyarakat. Tetapi
belum ada kepastian kapan pengeringan itu dilakukan, sehingga masyarakat
tetap menanami sawahnya. (TAM/AMC)