Guna mendorong pengembangan sektor energi listrik yang bersih (clean energy) dan ramah lingkungan di Kabupaten Agam, PT. Pilar Bahtera Energi, Bekasi, Jawa Barat, melakukan presentasi pembangkit listrik tenaga sampah.
Presentasi yang disampaikan Direktur PT. Pilar Bahtera Energi, Imannul Hakim, digelar di ruangan Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Agam. Senin (17/4), dihadiri, Asisten II Pemkab Agam, Isman Imran, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam Syahrial, Bagian Perekonomian, DPU Agam dan lainnya.
Imannul Hakim menyampaikan dalam presentasinya bagaimana potensi sampah, yang selama ini belum diolah dan berada di Tempat Penampungan Akhir (TPA), bisa menjadi bernilai ekonomis, dan mendorong perkembangan energi yang lebih ramah lingkungan.
"Ke depan, pembangunan tempat pengolahan sampah, disamping menampung sampah bisa menghasilkan pupuk, listrik, biosolar dan biogas," ujarnya.
Untuk tahap awal, pihaknya perlu memastikan ketersediaan lahan, demokrafi lahan, sampah, dan keamanan di lokasi. Di samping itu, perlu dibuatkan skedul, survei, dan teknologi berasal dari Negara Belanda.
Untuk tahap awal, pihaknya perlu memastikan ketersediaan lahan, demokrafi lahan, sampah, dan keamanan di lokasi. Di samping itu, perlu dibuatkan skedul, survei, dan teknologi berasal dari Negara Belanda.
"Selain telah diterapkan di Negeri Belanda, teknologi pembangkit listrik tenaga sampah yang ramah lingkungan ini, telah diterapkan di Kota Batam, jadi dalam waktu dekat akan membuat prototepnya," katanya.
Sementara itu, Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Agam, Isman Imran, menyambut baik apa yang disampaikan Direktur PT. Pilar Bahtera Energi, Imannul Hakim, mengenai pembangkit listrik tenaga sampah yang ramah lingkungan tersebut.
"Ini luarbiasa, karena yang disampaikan sangat didukung dengan ketersediaan lahan, dan sampah bernilai ekonomis," katanya
Agar ini terwujud, kata Isman Imran, perlu disiapkan data sebagai referensi TPA atau dibuatkan masterplant. Ini akan ditindaklanjuti dengan instansi terkait.
"Ini sangat kita suport, dan diharapkan apa yang telah disampaikan jugai bisa dipresentasikan kepada Bupati Agam Indra Catri," katanya.
Menurut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam Syahrial, saat ini produksi sampah Kabupaten Agam mencapai 200 ton per-hari, dan memiliki 48 pasar tradisional sebagai penghasil sampah utama.
"Kita telah mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tengkong-Tengkong, Jorong Sungai Jariang, Nagari Lubuk Basung, dengan luas 8 hektar," katanya. (jon/AMC)
Menurut, Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Agam Syahrial, saat ini produksi sampah Kabupaten Agam mencapai 200 ton per-hari, dan memiliki 48 pasar tradisional sebagai penghasil sampah utama.
"Kita telah mengoperasikan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Tengkong-Tengkong, Jorong Sungai Jariang, Nagari Lubuk Basung, dengan luas 8 hektar," katanya. (jon/AMC)