
Menyikapi hal itu, Badan penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Agam, lebih mengoptimalkan pengurangan resiko bencana di tengah
–tengah masyarakat, sehingga masyarakat mengetahui tentang bencana.
Kepala BPBD Agam Bambang Warsito, Kamis (2/3) d iruang kerjanya
mengatakan, bencana datangnya tidak bisa diprediksi, sehingga
masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan saja. Pihaknya harus melakukan
sosialisasi kepada masayarakat, terkait dengan masalah pengurangan resiko
bencana ini.
"Diharapkan sosialisasi dapat dilakukan masyarakat yang dikatakan"
dari awak untuk awak” dan peserta diminta juga menyampaikan hasil sosialisasi
ini kepada masyarakat di mana ia berada," ujarnya berharap.
Pemerintah daerah dalam hal ini, mampu memberikan sosialisasi
tentang ilmu kebencanaan, terutama daerah-daerah yang dianggap rawan bencana, sehingga
kewaspadaan masyarakat terhadap bencana ini semakin tinggi.
Untuk sosialisai, BPBD Agam melibatkan semua OPD yang ada di Kabupaten
Agam, mulai dari OPD Kesehatan, maupun OPD terkait lainya. Selain itu, pihak BPBD
terus berkoordinasi dengan OPD terkait, seperti Dinas PU dan BPBD Propinsi Sumatera
Barat, dalam menangani bencana alam yang terjadi.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam program pengurangan bencana, BPBD
bekerja sama dengan SENKOM Perwakilam Kabupaten Agam, untuk melakukan
pembersihan Sungai Rangeh, Nagari Bayur, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam.
Pasalnya hal ini bisa memicu terjadinya banjir bandang di sungai tersebut, yang
diakibatkan banyaknya tumpukan material pengganggu kelancaran arus sungai, yang terbawa longsor.
"Apabila terjadi hujan lebat, akan terjadi penyumbatan di
sungai, sehingga dapat memicu banjir bandang," ujarnya lagi. (Tam/AMC)