Kegiatan tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, Dt. Tumangguang Putiah bersama Kepala Bappeda Agam Welfizar, Bachtiar Chamsyah, Ketua IKB Medan-Sumut, Yurisman. Selain itu dihadiri juga langsung Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi dan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin, Minggu (23/7) di Balairung IKB Medan.
"Kegiatan ini bertemakan dengan silahturahmi di bulan Syawal ini, kita perkokoh tali persaudaraan di perantauan untuk membangun kampung," kata Ketua IKB Medan-Sumut Yurisman.
Ia mengatakan, orang minang merantau suka menelaah sehingga banyak yang sukses di bidangnya masing-masing. Falsafah "dima bumi dipijak disitu langik dijunjung" sehingga dapat diterima disetiap rantau.
"Mari sama-sama kita dukung program pembangunan, sosial dan kemasyarakatan yg direncanakan oleh pemerintah," jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi menyampaikan, selain ikut mendukung program pembangunan, keberadaan masyarakat Bayur selama ini turut memberikan warna tersendiri bagi multikultarisme di Sumatera Utara khususnya Medan. Pasalnya, ibu kota provinsi Sumatera Utara ini merupakan sebuah kota yang memiliki kekayaan agama, budaya etnis dan seni sehingga menjadikan Kota Medan sebagai miniatur Indonesia.
"Masyarakat Bayur telah memberikan sumbangan terhadap keanekaragaman seni dan budaya di Medan. Hal ini bisa dilihat setiap kali masyarakat Bayur menyelenggarakan acara. Tentunya ini membuat saya pribadi bangga, sebab ada Ranah Minang di Medan," kata Tengku
Selanjutnya kata Tengku, berbicara tentang suku Minang tentunya tidak terlepas dari suku Minang dengan berbagai peranan aktif yang mereka berikan dalam sebuah masyarakat dimanapun mereka berada. Suku Minang dapat dikatakan salah satu suku yang eksis. Selama ini eksistensinya sering kali terlihat pada sektor perdagangan dan perekonomian.
"Tidak bisa dipungkiri bahwa suku Minang, termasuk masyarakat Bayur merupakan salah satu penyumbang peningkatan perekonomian rakyat di Medan melalui industri rumah tanga yang mereka kelola. Untuk itu saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Minang, khususnya seluruh keluarga besar Bayur atas peranan dan sumbangsihnya selama ini. Semoga ini dapat terus ditingkatkan sehingga berdampak baik terhadap Medan dan kampung halaman tentunya," ungkapnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Agam Trinda Farhan Satria, Dt. Tumangguang Putiah, mengungkapkan apresiasi terhadap persatuan dan kerukunan IKB, sehingga dengan persatuan itu mereka bisa ikut andil dan memberikan kontribusi terhadap pembangunan, baik di kampung halaman maupun di Kota Medan.
"Orang minang Inklusif. Ia mampu berintegrasi dengan lingkungan dimana mereka berada. Saya berharap kontribusi yang telah dibangun bisa ditingkatkan lagi," kata Trinda Farhan.
Trinda mengakui, bahwa Pemda tidak mampu bekerja maksimal tanpa adanya dukungan perantau. Khususnya terkait masalah save maninjau yang saat ini sudah menjadi agenda besar pemerintah.
"Saya mengimbau kepada sanak keluarga kita agar bersama-sama mencarikan solusi agar danau maninjau bisa kita bangun kembali menjadi danau maninjau yang alami dan indah," ajak Trinda.
Sementara itu, Mantan Menteri Sosial Bachtiar Chamsyah yang juga merupakan putra daerah Bayur menyatakan, selain membangun fisik dari suatu daerah, Ia meminta agar juga tidak melupakan pembangunan dari diri dan spiritual dari generasi muda.
Ia mengakui, bahwa selama ini orang minang pluralis yang berjuang dengan akal. Persoalan bangsa saat ini adalah akhlak yang tidak baik dan kurangnya kesantunan lagi. Filosofi ditinggikan sarantiang didulukan salangkah nyaris tidak dipakai lagi.
"Untuk itu, saya berpesan kepada Pak Gubernur, Wali Kota dan Wakil Bupati tolong jaga anak kemenakan kami. Kami cinta kampung halaman dan kami cinta Medan, jelas Bachtiar dengan nada terharu. (IF/AMC)