Gubernur
Provinsi Sumatera Barat, yang diwakili Asisten III Bidang Administrasi Umum
Sekretariat Provinsi Sumatera Barat Nasir Ahmad membuka lomba Paragliding Trip
Of Indonesia (TROI) seri dua, yang dipusatkan di Objek Wisata Puncak Lawang,
Kecamatan Matur, Kabupaten Agam, Jumat (5/5).
Pembukaan
dilakukan dengan pemukulan tambua, yang dilakukan Asisten III Nasir Ahmad,
Asisten Deputi Olahraga dan Rekreasi Kementerian Pemuda dan Olahraga RI Bambang
Hermansyah, Bupati Agam H. Indra Catri, Dt Malako Nan Putiah, Wakil Bupati Agam
Trinda Farhan Satria, Dt Tumangguang Putiah, Danlanud St. Syarial Kolonel
Penerbangan I PUTU Suwartika, dan Kapolres Agam AKBP Ferry Suwandi.
Pada
kesempatan itu, Asisten III Bidang Administrasi Umum Pemprov Sumatera Barat
Nasir Ahmad mengungkapkan, Paragliding Troi seri dua di bawah Cabor Federasi
Aero Sport Indonesia (FASI)
itu merupakan suatu kalender nasional yang sudah dirancang, di mana pada 2017
ada lima seri, dan seri dua nya digelar di Provinsi Sumatera Barat yang
dipusatkan di Kabupaten Agam.
"Ini
bukan kegiatan olahraga semata, tapi juga nuansa rekreasi dan wisata,
diharapkan bisa dikembangkan untuk menjadikan Sumbar dan Agam sebagai destinasi
yang menjanjikan," ujarnya.
Dikatakannya,
kepercayaan Kemenpora untuk menempatkan lokasi di Puncak Lawang sebagai salah
satu seri, tentu perlu diberikan dukungan. Tidak hanya Sumbar, tapi juga Agam
bagaimana dukungan masyarakat, niniak mamak, FASI, sehingga kegiatan ini bisa
dimaksimalkan.
Menurut
Nasir, olahraga itu perlu lebih dimasyarakatkan di Sumbar, karena minat anak
muda masih sangat terbatas dengan olahraga itu. Olahraganya memang cukup
menantang, tapi bagaimana kita bisa memadukan olahraga ini dengan nilai
rekreasinya, dan mempromosikan daerah kita ke dunia nasional.
"Kita
berharap kegiatan ini tetap berlanjut di Sumbar, khususnya di Puncak Lawang.
Kita akan berupaya memaksimalkan semua sarana dan prasarana yang belum
disediakan, agar kegiatan itu bisa jadi lebih baik lagi," ujarnya berharap.
Pada
ksempatan yang sama, Bupati Agam H. Indra Catri, Dt Malako Nan Putiah
mengatakan kegiatan paralayang sudah dua tahun tidak digelar di Agam, bahkan
Sumbar. Hal itu karena sering terjadinya musim hujan di daerah itu. Pada 2017
dan tahun berikutnya diharapkan bisa dilaksanakan, karena ini ivent yang
ditunggu-tunggu untuk menjadi ivent andalan daerah itu.
Menurut
bupati, Matur salah satu destinasi yang terkenal, tidak hanya sesudah
kemerdekaan, bahkan sebelum kemerdekaan Belanda menetapkan wilayah itu sebagai
negeri yang sangat terhormat, karena memiliki nuansa alam yang bagus, seperti
Puncak Lawang, Ambun Tanai dan Danau Maninjau sebagai salah satu wilayah banyak
melahirkan tokoh-tokoh nasional dan pahlawan bangsa.
"Danau
Maninjau sedikit mengalami masalah dengan adanya keramba, namun secara bertahap
sudah diatasi, dengan kegiatan itu peserta diharapkan bisa promosikan salah
satu tempat kita melaksnaakan ivent ini," ujar bupati berharap.
Bupati berharap, kegiatan itu kembali dilaksanakan tahun depan dan
lebih ramai lagi. Pada 2017 peserta tidak hanya dari Indonesia saja, tapi juga
dari Singapura dan Malaysia. Tidak hanya itu, ivent tersebut perlu
disempurnakan terus. Walaupun kegiatannya cukup menantang bagi peserta, tapi di
samping olahraga profesional, juga menjadi olahraga hiburan.
Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam
Hadi Suryadi menambahkan, lomba diikuti 179 peserta dari atlet paralayang
seluruh Indonesia.
Dikatakannya, semua atlet telah diasuransikan kesehatannya untuk melindungi keselamatan mereka, selama mengikuti lomba paralayang TROI seri dua pada 5-8 Mei 2017 tersebut. (Tam/AMC)