
1. Latih Anak dengan Contoh
Lakukan
terlebih dahulu, segala hal yang akan ayah bunda latihkan untuk anak. Anak akan
mau melakukannya, jika ia melihat ayah bunda telah melakukannya.
2. Berikan
Waktu Berkualitas Setiap Hari
Penelitian
menunjukkan hampir seluruh orangtua hanya menggunakan tiga puluh menit waktu
berkualitas setiap pekannya dengan setiap anak. Jika dihitung-hitung, dalam
sebulan hanya dua jam, dan setahun hanya dua puluh empat jam waktu berkualitas.
Coba ayah bunda bandingkan dengan 8,760 jam pertahunnya dengan dua puluh empat
jam saja, apakah cukup? Kebersamaan berkualitas dengan anak ayah bunda kurang
dari 1% per tahunnya.
3. Contohkan
Mendengar Aktif
Setiap
anak akan sangat menyadari saat ortunya benar-benar mendengarkannya. Anak tahu
bahwa ayah bunda benar-benar mendengarkannya dengan sepenuh hati dan sepenuh
cinta yang orangtua miliki. Anak tidak akan takut untuk menceritakan apa yang
ia khawatirkan atau kebahagiaannya. Anak juga akan memilii keterampilan mendengar
aktif. Keterampilan yang sangat berkualitas untuk menjadi insan yang bermanfaat
bagi teman dan komunitas.
4. Tertawa,
Bermain, dan Kasih Sayang
Emosi
positif menular. Emosi negatif juga menular. Anak yang bahagia akan memberikan
kebahagiaan bagi ortuya. Orang tua yang bahagia juga akan memberikan kebahagiaan
pada anak-anaknya. Anak-anak yang bahagia adalah anak-anak yang produktif.
Bahagia membuat anak dapat berpikir kreatif, kritis, dan strategis.
5. Berikan
Pengakuan & Tunjukkan Penghargaan
Perhatikan
kualitas hebat atau kontribusi yang sudah dilakukan anak dan berikan pengakuan
yang jujur (bukan pujian). Tunjukkan juga penghargaan atas bantuan yang telah
diberikan anak kepada ayah bunda dengan cara mengucakan terimakasih. Perlu juga
ayah bunda mengatakan “melihat kamu tumbuh menjadi insan yang peduli pada
kesulitan orang lain memberikan banyak inspirasi bagi ibu untuk juga lebih
banyak memperhatikan orang lain dan memberikan bantuan.”
6. Gunakan
Disiplin Positif
Semua anak membutuhkan konsistensi. Hal ini penting agar
anak tahu bahwa dengan konsistensi anak dapat memiliki hidup yang seimbang
antara istirahat, bekerja, bermain, belajar, makan, dan juga waktu berkualitas
dengan ortu atau dengan temannya. Anak perlu dilatih keteraturan (untuk masalah
kebersihan, kerapian, dan keindahan); tanggung jawab (menyelesaikan tugas
dan dapat diayah bundalkan); terorganisir (mampu mengikuti jadwal yang sudah
dibuat, daftar, atau rencana sesuai dengan usianya); tepat waktu (datang pas
waktunya dan juga dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu yang sudah
disepakati); cerdas emosi (kemampuan untuk mengendalikan moods dan
mengungkapkan perasaannya dengan cara tepat); mampu bekerja sama (mampu melihat
kelebihan orang lagi dan dapat bersinergi sebagai anggota kelompok); menghargai
(memperlakukan semua orang semua umur dengan hormat; sopan, membantu, dan
peduli).
7. Berikan
Tempat Bagi Anak Untuk Tumbuh dan Belajar dari Kesalahannya
Semua
insan memiliki dua hal yang sama yaitu kapasitas yang tidak terbatas untuk
belajar dan kemampuan yang tidak terbatas juga untuk berbuat kesalahan.
Kesalahan manusiawi selalu menjadi bagian dari hidup kita. Lihatlah anak dengan
kacamata anak bukan kacamata ortu. Selalu berikan kesempatan kedua bagi anak
untuk ia dapat memperbaiki kesalahannya. Ia akan belajar dari kesalahannya.
8. Contohkan
Belajar Sepanjang Hayat
Belajar
merupakan salah satu alat yang perlu dimilik anak. Belajar memungkinkan anak
untuk mendapatkan kemajuan dan memperbaiki, serta mendapatkan pengetahuan dan
juga keterampilan yang berguna bagi hidup anak baik untuk masa kini atau masa
yang akan datang. Anak yang senang belajar di usia dini akan mendapatkan
keuntungan sepanjang hayatnya. Belajar bersama dengan anak merupakan pengalaman
yang tidak akan terlupa oleh anak.
9. Jalankan Hidup Sesuai dengan Nilai-nilai yang
Ayah Bunda Anut
Jujur
merupakan komoditi yang sangat berharga. Semua dimulai dari kejujuran. Jalankan
dan modelkan bagaimana hidup dengan kejujuran. Kembangkan nilai-nilai lain
sehingga anak paham bahwa ia harus menjalankan hidupnya sesuai dengan
nilai-nilai kebajikan yang telah ditanamkan oleh orangtuanya. Ia akan jalankan
hidupnya dengan menyamakan perkataan dan perbuatannya.
10.Selalu Dalam Kondisi Siap
Melayani
Melibatkan
anak dalam kegiatan sebagai relawan dan melayani pada usia dini tidak hanya
mengajarkan anak menjadi pemurah tapi juga melatih anak untuk menjadi anggota
masyarakat yang seimbang dan berkontribusi kepada komunitasnya. Anak-anak akan
memiliki keyakinan dengan kepuasan saat memberikan bantuan dan juga menyadari
bahwa sekecil apapun yang diberikan kepada orang lain atau lingkungan akan
memberikan pengaru positif. Hal ini sebenarnya dasar dari pembentukan jiwa
kepemimpinan dalam diri anak.
11.Beriman dan Optimis
Iman
adalah fungsi dari hati dan jiwa. Iman tidak cuma diyakini, tapi harus ditambah
dengan ucapan dan perbuatan. Melatih anak untuk menjadikan Tuhan sebagai Raja
dalam kehidupan akan membantunya kuat berdiri menghadapi segala masalah
hidupnya dan juga melatihnya untuk selalu bersyukur atas apa yang Tuhan
berikan. Anak akan optimis dan terhindar dari depresi atau frutrasi.
12.Berikan Cinta Tanpa Syarat
Cintailah
anak tanpa syarat. Jika anak membuat kesalahan, kita tetap mencintai anaknya
tapi anak tetap perlu memperbaiki kesalahannya. Ada dua belas kualitas anak
yang dicintai tanpa syarat: aman (karena terlindungi, diberi kasih sayang, dan
dipedulikan); memiliki rasa ingin tahu (karena banyak diberikan pengalaman
baru, belajar yang menyenangkan); bahagia (karena dilatih untuk menikmati hal
kecil dalam kehidupan dan selalu bersyukur); ceria (karena dilatih untuk
berinteraksi, dicintai, dan mampu bermain sendiri atau bersama teman lain);
percaya diri (karena ortu percaya akan kemampuannya yang dimiliki anak dan
mengajarkan yang anak belum mampu); berani ambil risiko (banyak dibantu untuk
menyelesaikan masalah bukan diselesaikan; mencoba hal baru; dan belajar
menghitung risiko yang akan dihadapinya); tahan banting (terbiasa menghadapi
masalah dan mau menerima masukan); hakiki/otentik/asli (diperlakukan dan
dididik dengan tulus, jujur, dan alami); dapat diayah bundalkan; ramah; mawas
diri; dan penuh cinta.
Catatan:
Tulisan ini diinspirasikan dari salah satu bukunya Diana
Loomans dan Julia Godoy. Saya menemukan buku ini banyak kearifan dalam peran
kita sebagai orangtua. Bagaimana orangtua mendidik anak merupakan dasar
kesehatan anak nomor satu di dunia. Anak-anak yang merasa dicintai orangtuanya
ternyata usianya akan lebih panjang dan lebih sehat di usia tuanya dibanding
dengan anak yang tidak pernah merasa dicintai orangtuanya. Mari mulai hari ini,
kita sama-sama akan mencintai anak kita dengan sepenuh hati kita, dengan tulus,
dan tanpa syarat.
(wed/AMC)
(wed/AMC)