Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Agam, terus berupaya mengembangkan kopi arabika. Ini dilakukan karena permintaan kopi arabika meningkat di kalangan masyarakat.
Kepala Dishutbun Kabupaten Agam, Yulnasri, Selasa (29/12), mengatakan, kopi arabika ini sudah dibentuk asosiasi yang bernama Asosiasi Petani Kopi Agam (APKA). Namun, untuk pengadaan bibit tidak ada anggaran, tapi pihaknya akan terus berusaha bagaimana bibit ini harus ada, supaya masyarakat tidak kecewa nantinya.
"Untuk bibit juga ada bantuan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, namun disamping itu juga perlu ada pihak ketiga untuk mendapatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) untuk pengadaan bibit supaya bibit tidak terputus," katanya.
Dikatakan Yulnasri, hal itu dilakukan karena anggaran untuk pengadaan bibit untuk tahun 2016 tidak ada di DPA dan di DAK pun juga tidak di perbolehkan untuk menganggarkan bibit karena tidak ada protapnya.
"Kopi arabika ini sudah meluas kepasaran baik ke pasar dalam negeri maupun luar negeri. Untuk itu, bagaimana produk kopi arabika ini tidak terhenti sebab kopi arabika merupakan salah satu produk unggulan di Kabupaten Agam," katanya.
Lebih jauh Yulnasri mengatakan, kopi arabika sangat mendorong perekonomian masyarakat, karena sudah meluas kepasaran. Kopi arabika ini tumbuh di daerah ketinggian seperti di Kecamatan Palembayan, Palupuah, Canduang, Matur dan sebagian di Kecamatan Tanjug Raya. (Tam/AMC)