
Hal itu disampaikan Bupati Agam Indra Catri dalam pertemua dengan 28 pimpinan pondok pesantren se-Kabupaten Agam di Pondok Pesantren Diniyah V Jurai Kecamatan Sungai Pua, Kamis (19/6).
Bupati menambahkan, biasanya tolok ukur keberhasilan sebuah Pondok Pesantren adalah bagaimana bisa menciptakan santri mahir dalam membaca Kitab Kuning atau Kitab Gundul.
"Untuk bisa mencapai tolak ukur tersebut dan ciptakan kader yang memiliki SDM berkarakter, ke depan kita ciptakan kader yang lulusan pondok pesantren di Kabupaten Agam bisa menjadi petinggi negeri dari berbagai profesi seperti ulama, intelektual, umara, agniya dan ardhiya yang mendunia," kata bupati.
Pesantren di Agam merupakan aset nasional yang telah melahirkan petinggi negeri dalam berbagai profesi dan keulamaan, kedepan tamat pesantren Insya Allah akan lebih mendapat tempat dihati masyarakat, karena lulusannya disamping berkarakter akhlakul karimah, bisa masuk diberbagai PT negeri dalam dan luar negeri.
Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan untuk mencetak manusia yang religius dan mandiri. Pondok pesantren bisa menjadi “sosial agent” yang baik untuk membantu pemerintah dalam perbaikan sektor ekonomi, budaya dan sosial masyarakat. Tapi dengan satu syarat secara organisasi pondok pesantren harus mau untuk berubah baik dan secara cultural, cara pendekatan dan aspek-aspek managemen, asset, finansial dan sumber daya manusia (SDM). (andrew/amc)