Sejumlah ibu rumah tangga di Lubuk Basung Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat keluhkan naiknya harga gas elpiji 12 kg dari Rp90.000 menjadi Rp105.000 pertabung sehingga menambah beban biaya hidup sehari-hari.
"Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dibatalkan naiknya pada awal April, akan tetapi kenaikan itu beralih kepada kenaikan harga gas elpiji sehingga membuat sejumlah ibu rumah tangga kalipasiangan" kata Reni (30) salah seorang ibu rumah tangga di Lubuk Basung. Minggu (15/4)
Menurut dia, kenaikan harga gas elpiji secara otomatis akan menambah beban biaya kehidupannya saat ini, sehingga mau tidak mau dirinya harus pintar-pintar untuk mengirit pemakaian gas dan pengeluaran uang belanja selama ini.
Reni menambahkan, kenaikan harga gas elpiji secara tiba-tiba sangat membuat kaget, tapi apa boleh buat harus dibeli juga,karena gas merupakan kebutuhan sehari.
"Saya sempat kaget dengan kenaikan harga gas elpiji secara tiba-tiba, kenaikan juga tidak tanggung-tanggung mencapai Rp15.000 pertabung isi 12 kg"ujarnya.
Dipihak lain Hari (35) warga Padang Baru Lubuk Basung yang merupakan pengencer menyampaikan, kenaikan harga gas emang secara mendadak, Harga satu tabung gas elpiji isi 12 kg sebelumnya hanya Rp90.000 kalau di hantar sampai rumah tambah ongkos antar Rp95.000 pertabung, sekarang naik menjadi Rp105.000 pertabung ditambah ongkos antar menjadi Rp110.000.
Lebih lanjut dikatakan gas elpiji tabung 12 kg pernah kosong di warungnya mencapai satu bulan, adanya baru beberapa hari ini diantarkan agen yang berasal dari Bukittinggi akan tetapi harganya mengalami kenaikan.
Dina (27) yang merupakan ibu rumah tangga juga mengeluhkan kenaikan harga gas, karena akan membebani biaya kehidupan sehari-hari, serta terpaksa menghemat dalam pemakaian gas elpiji untuk masak.
Kalau berpindah pemakaian gas elpiji ke minyak tanah, lebih repot lagi, karena mendapatkan minyak tanah sangat susah, sampai-sampai di Lubuk Basung untuk mendapatkan minyak tanah 10 liter aja harus memakai Kartu Keluarga (KK).(wan)