
Kegiatan bertemakan mengembalikan
nilai-nilai Minangkabau itu, merupakan salah satu program kegiatan dari Dinas
Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat.
Pada kesempatan itu, bupati mengungkapkan, Minangkabau merupakan salah satu daerah yang dikenal dengan falsafah Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah (ABS-SBK) sebagai pedoman
dalam kehidupan sehari-hari.
Bupati menyebutkan, pemerintah
memiliki peran, dan kepentingan dalam megembangkan serta melestarikan
nilai-nilai adat dan budaya, untuk itu disarankan kepada tim penyusun menambahkan
unsur budaya kuliner dan silat menjadi pembahasan dalam diskusi nanti.
“Kepribadian yang baik lahir
sesuai dengan karakter masyarakat Minangkabau, yang kental dengan ABS-SBK
memilki poin plus atas itu, Untuk itulah pemerintah sangat
berpengaruh dalam mengembangkan, dan melestarikan nilai-nilai adat, serta
budaya Minangkabau ini,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, bupati
membahas pemahaman generasi muda terhadap adat, dan budaya yang masih kurang.
“Untuk itu kita perlu melakukan penguatan serta motivasi untuk menggali, menumbuhkan,
mengembangkan, dan melestarikan budaya Minangkabau ke depannya” ujarnya
lagi.
Kepala Bidang Kebudayaan Disbud
Sumbar Januarisdi mengatakan, rapat itu bertujuan untuk melihat kondisi budaya
Minangkabau di setiap daerah.

Ia mengungkapkan, sebelumnya
kagiatan ini sudah diakukan di Kabupaten Tanah Datar, yang diikuti 100 peserta
dari unsur KAN beserta pengurus, dan Bundo Kanduang,
“Kegiatan ini juga akan kita lakukan di kabupaten kota lainnya,” kata Januarisdi.(fr/amc)
“Kegiatan ini juga akan kita lakukan di kabupaten kota lainnya,” kata Januarisdi.(fr/amc)