
Hal tersebut seperti dikatakan PJ Kepala Dinas Arsip dan Keperpustakaan Kabupaten Agam Mulyadi, saat ditemui diruangan kerjanya, Senin (27/2).
Ia mengatakan, setiap kecamatan maupun nagari, sudah tersedia buku bacaan, namun belum ada ruangan, atau tempat khusus untuk pembaca, sehingga bisa memicu kurangnya minat baca bagi masyarakat, bahkan buku hanya terpajang begitu saja.
Menurutnya, minat baca masyarakat Kabupaten Agam cukup tinggi, namun harus dipenuhi dengan hal membuat masyarakat betah, nyaman dan tentram saat membaca, seperti menyediakan ruangan atau tempat membaca, pengelolaannya, jumlah dan sirkulasi buku serta sosialisasi.
"Dari setiap kecamatan dan nagari, hanya ada beberapa yang menyediakan tampat membaca, begitu juga dengan pengelolaannya. Sementara, hal tersebut sangat berpengaruh untuk menarik masyarakat budayakan gerakan membaca, seperti himbauan Bupati Agam Indra Catri," ujarnya.
Ia mengungkapkan, ini perlu diatasi, bagaimana perpustakaan kecamatan dan nagari bisa berjalan optimal. Ia meminta camat dan wali nagari, menyediakan tempat khusus membaca, apabila sudah tersedia tempat, dan pengelolaannya, maka pelayanan di kantor tidak terganggu.
Lebih lanjut ia mengatakan, buku tersedia di kecamatan sebanyak 2928 paket. Pada masing-masing kecamatan, buku tersedia 183 paket, dari 61 judul. Di nagari 19.926 paket. Pada masing-masing tersedia 243 paket dari 81 judul.
"Dari jumlah itu, satu kali sebulan kita melakukan sirkulasi, supaya buku yang ada terus diperbaharui, sehingga pembaca tidak bosan untuk membacanya," ujarnya lagi. (Tam/AMC)